konseling kelompok


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Di amerika profesi konseling muali dirintis sejak awal abad ke-20 dan memperoleh momentum yang amat baik untuk berkembang dengan pesat pada akhir tahun 1950-an. Perkembangan gerakan bimbingan diprakarsai oleh Frank Parson yang dikenl sebagai pendiri dan pelopor gerakan bimbingan jabatan di Amerika.
Kerja kelompok dalam bentuk bimbingan kelompok berakar pada bimbingan jabatan yang pada akhirnya pada akhir tahun 1950 bimbingan kelompok digantikan dengan konseling kelompok.
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis dan terpusat pada pemikiran dan prilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti  pengungkapan pemikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataannya, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling pengertian, dan saling mendukung.

B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan konseling kelompok?
2.      Bagaimanakah perbedaan anatara konseling kelompok dan konselin individu?
3.      Bagaimanakah perbedaan antara konseling kelompok dan bimbingan kelompok?
4.      Apasajakah kekuatan dan keterbatasan konseling kelompok?














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Konseling Kelompok
1.      Pengertian konseling
Makna konseling kelompok tidak dapat di lepaskan dari pengertian konseling itu sendiri. Berikut pengertian konseling menurut para ahli :
a.       Konseling adalah proses pemberian bantuan ( Smith, 1955; Lewis, 1970; Shertzer & Stone, 1980 )
b.      Konseling adalah proses interaksi untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien (Pepinsky & Pepinsky, dalam Shertzer & Stone, 1980)
c.       Konseling adalah wahana proses belajar bagi klien untuk memahami diri sendiri, membuat rencana untuk masa depan , dan mengatasi masalah. (Tolbert, 1972)
d.      Konseling adalah bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Nugent, 1981)
e.       Konseling adalah intervensi yang direncanakan , sistematis yang ditunjukkan untuk membantu menjadi lebih sadar atas dirinya sendiri, memaksimalkan kebebasan dan efektifitas manusia (Blocher, 1987).
f.       Usaha bantuan untuk mengubah tingkah laku ( Dahlan, 1985)
g.      Konseling adalah usaha banuan untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya saat ini dan saat yang akan datang.

2.      Pengertian konseling kelompok
Dalam proses konseling kelompok terdapat ciri khasnya, karena proses itu dilalui  oleh lebih dari dua orang. Berikut pengertian konseling kelompok :
a.       Menurut Gazda (1984) dan Shertzer & Stone (1980) Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis dan terpusat pada pemikiran dan prilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti  pengungkapan pemikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataannya, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling pengertian, dan saling mendukung.
b.      Menurut Rochman Natawidjaja (1987: 33-34) Konseling kelompok adalah upaya bantuan kepada idividu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.


B.     Perbedaan Konseling Kelompok dan Konseling Individu
Berikut perbedaan antara konseling kelompok dan konseling individual [1] , yaitu :
a.       Hubungan antara pribadi didalam konseling. Dalam konseling kelompok hubungan antara pribadi terjadi antar klien dengan konselor dan antar sesama klien itu sendiri. Sedangkan pada konseling individu terjadi antara klien dan konselor saja.
b.      Tanggung jawab klien. Dalam konseling kelompok, selain klien bertanggung jawab atas tingkah lakunya sendirijuga ia bertanggung jawab untuk membantu sesama klien. Proses saling membantu antara klien ini memungkinkan mereka tidak terlalu tergantung pada konselor. Berbeda dengan kenseling individual dimana klien lebih banyak tergantung pada konselor.
c.       Pusat perhatian. Klien-klien dalam konseling kelompok lebih memusatkan perhatian kepada hal-hal yang terjadi di dalam kelompok (here and now). Sedangkan dalam konseling individual lebih terpusat pada hal-hal yang terjadi pada individu (there and then)
d.      Reality testing. Dalam konseling kelompokmemberi kesempatan kepada klien untuk mengadakan relity testing kepda masalah-masalah mereka maupun perubahan tingkah laku yang ingin dicobanya. Sedangkan pada konseling individual kemungkinan untuk melakukan relity testing hanya terbatas kepada konselor.
e.       Insigh. Dengan adanya kemungkinan untuk melakukan reality testing dalam konseling kelompok maka perubahan tingkah laku ering tanpa disertai “insigh”. Sedangkan pada konseling individual diperlukan insigh sebelum mengadakan perubahan tingkah laku dalam situasi yang nyata.
f.       Suasana dalam situasi konseling kelompok. Adanya suasana permissiveness, acceptance, support dan tekanan dari kelompok sering memudahkan klien untuk mendiskusikan masalah yang dirasakan sukar baginya.
g.      Jumlah klien yang dapat dibantu. Konseling kelompok memungkinkan seorang konselor membantu lebih banyak klien dibandingkan dengan jumlah klien dalam konseling individual.

C.     Perbedaan Konseling Kelompok dan Bimbingan Kelompok
Berikut hal-hal yang membedakan antara konseling kelompok dan bimbingan kelompok:
1.      Bimbingan kelompok membahas masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok. Masalah tersebut dikatakan umum karena berada diluar diri masing-masing anggota kelompok. Sedangkan konseling kelompok biasanya membahas dan memecahkan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
2.      Bimbingan kelompok menggunakan upaya tidak langsung dalam mengubah sikap dan perilaku klien melalui informasi denagn menekankan fungsi kognitif atau intelek pada individu yang bersangkutan. Sedangkan konseling kelompok menggunakan upaya langsung untuk mengubah sikap dan perilaku indvidu yang bersangkutan dengan menekankan keterlibatan antar sesama individu.
3.      Bimbingan kelompok menggunakan kelompok yang beranggotakan jumlah yang besar anatara 15 samapai 30 individu, sedangkan konselaing kelompokkeanggotannya tergantung pada kekuatan kebersamaan serta kesediaan setiap anggota kelompok untuk saling memperdulikan terhadap para anggota yang lain.
4.      Bimbingan kelompok lebih bersifat intruksional sedangkan konseling kelompok lebih bersifat komunikasi antar pribadi  antar anggota kelompok.
5.      Bimbingan kelompok bertujuan untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada klien serta bersifat pencegahan. Sedangkan konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya, selain itu konseling kelompok bersifat pencegahan dan penyembuhan [2]. Fokus konseling kelompok pada tingkah laku masing-masing orang dan perkembangan atau perubahan dalam konseling kelompok [3].
6.      Dalam bimbingan kelompok isi pembicaraan bersifat umum dan tidak rahasia. Sedangkan dalam konseling kelompok bersifat pribadi dan rahasia.
7.      Suasana interaksi dalam bimbingan kelompok multiarah, mendalam dan bersifat kognitif. Sedangkan dalam konseling kelompok bersifat mendalam dan tuntas dan bersifat afektif.

Berikut tabel perbedaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok menurut Gazda :

NO
Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
1.
Bimbingan  kelompok disarankan untuk semua individu (siswa) sekolah atas dasar terjadwal dengan teratur.
Konseling kelompok hanya disarankan untuk mereka yang mempunyai masalah sesaat atau berkesinambungan.
2.
Bimbingan kelompok membuat usaha tidak langsung untuk mengubah tindakan dan tingkah laku dengan memberi informasi dan menekankan fungsi kognitif atau intelektif.
Konseling kelompok memberi usaha langsung untuk memodifikasi tindakan atau perilaku dengan menekankan keterlibatan yang bersifat afektif.
3.
Bimbingan kelompok bisa diterapkan untuk kelompok seukuran kelas.
Konseling kelompok lebih bisa diterapkan pada kelompok-kelompok kecilyang terdiri atas tiga sampai empat siswa.

D.    Kekuatan dan keterbatasan Konseling Kelompok
1.      Kekuatan konseling kelompok
a.       Kepraktisan. Dalam waktu yang relatif singkat konselor dapat berhadapan dengan sejumlah siswa didalam kelompok dalam upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pencegahan, pengembangan pribadi dan pengatasan masalah.
b.      Konseling kelompok merupakan mikrokosmik sosial,artinya apabila seseorang dapat berubah didalam kelompok, diharapkan bahwa ia dapat beubah didunia yang lebih luas. Kelompok merupakan ajang untuk mengubah perilaku yang memuaskan menjadi lebih memuaskan.
c.       Komunikasi tidak terbatas hanya kepada konselor. Dalam konseling kelompok terdapat kesempatan luas untuk berkomunikasi dengan teman-teman mengenai segala kebutuhan yang terfokus pada pengembangan pribadi, pencegahan,  dan pengatasan masalah.
d.      Dapat mempelajari ketemapilan sosial. Dalam konselin kelompok, masing-masing anggota dapat belajar berhubungan secara pribadi dengan lebih mendalam. Anggota dapat meniru anggota lain yang telah terampil, dapat belajar memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi anggota lain.
e.       Dapat saling membantu antar anggota kelompok. Dalam konseling kelompok, menerima dan memberi bantuan akan meningkatkan rasa empati dan menumbuhkan harga diri, keyakinan diri dan fikiran positif.
f.       Terbentuknya motivasi. Motivasi manusia akan terbentuk dengan adanya kelompok-kelompok kecil. Manusia membutuhan penerimaan, pengakuan, dan afiliasi dan hal teersebut dapat diwujudkan melalui konseling kelompok.
g.      Dengan adanya konseling kelompok akan memudahkan dalam memberi pemahaman atau mentranfer perilaku-perilaku yang baru dari kelompok ke kehidupan siswa.
h.      Konseling kelompok bermanfaat untuk bertindak sebagai miniatur situasi sosial yang mana anggota kelompok dapat mempelajari perilaku baru dari sesama anggota kelompok
i.        Melalui konselng kelompok individu-individu mencapai tujuan dan berhubungan dengan individu-individu lain dengan cara yang produktif dan inovatif.[4]
j.        Konseling kelompok lebih sesuai bagi siswa yang membutuhkan untuk belajar lebih memahami orang lain, membutuhkan bertukar fikiran dan berbagi perasaan dengan orang lain yang mudah berbicara tentang dirinya, yang dapat mengambil manfat dari umpan balik yang diberikan oleh seorang teman serta merasa tertolong dengan umpan balik itu. [5]
k.      Dalam konseling kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling individual.
l.        Konseling kelompok dapat merupakan awal bagi anggota kelompok untuk memasuki konseling individual.

2.      Keterbatasan konseling kelompok
a.       Tidak semua siswa cocok berada didalam sebuah kelompok
b.      Tidak sebuah siwa siap untuk bersifat terbukadan jujur mengemkakan isi hatinya kepada teman-teman kelompok
c.       Tidak semua persoalan pribadi anggota kelompok mendapat perhatian dan tanggapan sebagaimana mestinya karena perhatian kelompok tertuju pada persoalan pribadi anggota yang lain, sehingga dapat menyebabkan kurang puas.
d.      Dapat terjadinya salah satu anggota kelompok tidak ada perubahan dalam persoalannya.
e.       Sering terjadinya kelompok tidak dijadikan sarana untuk melakukan perubahan, tetapi justru dipakai untuk tujuan.
f.       Sering kali kelompok tidak berkembang karena digunakan hanya untuk kepentingan seseorang saja.
g.      Kurangnya perhatian konselor, karena segala perhatiannya harus menyebar ke seluruh anggota kelompok.
h.      Sulit dibinanaya kepercayaan antara anggota kelompok





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Konseling adalah wahana proses belajar bagi klien untuk memahami diri sendiri, membuat rencana untuk masa depan , dan mengatasi masalah. Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis dan terpusat pada pemikiran dan prilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti  pengungkapan pemikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataannya, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling pengertian, dan saling mendukung.

B.     Saran
Pembuatan makalah ini tentunya terdapat banyak kekuarangan , penulis harap agar pembaca memberikan masukan yang tentunya dapat membangun agar dapat lebih baik lagi.





 DAFTAR PUSTAKA


Mungin, E.M. (2005). Konseling Kelompok Perkembangan. UPT UNNES                                                         Press 2005


[1] Gazda (1984)
[2] Rochman Natawidjaja, 1985
[3] Gladding, 1995:19
[4] McClure, 1990
[5] Mahler dalam Shertzer & Stone, 1981

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kode Etik Konseling

Konseling Pendidikan

strategi pengambilan keputusan dalam layanan konseling