Konseling Umum


1. Pengertian Psikologi

Psikologi yang dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata Bahasa Inggris “Psychology”. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang berbeda, maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. 

Beberapa pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai berikut:

a. Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
b. Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
c. Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
d. Dr. Singgih Dirgagunasa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
e. Plato dan Aritoteles Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
f. Jhon Broadus Watson Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku lahiriah dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan.
g. Wilhem Wundt Psikologi adalah ilmu yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul pada diri manusia, seperti perasaan panca indra, pikiran, feeling, dan kehendak.
h. Woodworth dan Marquis Psikologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas individu sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
i. Knight and Knight Psychology may be defined as the systematic study of ekperience and behavior human and animal, normal and abnormal, individual and social.( Psikologi adalah ilmu yang  mempelajari secara sistematis tentang pengalaman dan tingkah laku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu atau social.
j. Hilgert Psychology may be defined as the science that studies behavior of men and other animals.( Psikologi adalah  mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.


 2. Sejarah Perkembangan psikologi

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk kejiwaan manusia. Penyelidikan tantang gejala-gejala kejwaan itu sendiri mula-mula dilakukan oleh para Filosof Yunani Kuno. Pada waktu itu belum ada pembuktian-pembuktian nyata atau empiris, melainkan segala teori dikemikakan berlndaskan argumentasi-argumentasi logis (akal) belaka. Berabad-abad setelah itu, psikologi juga masih merupakan bagian dari filsafat,a ntara lain di Perancis muncul Rene Descartes (1596-1650), di Inggris muncul tokoh John Locke (1623-1704). Mereka dikenal sebagai tokoh asosiasionisme, yaitu doktrim psikologi yang menyatakan bahwa jiwa itu tersusun atas elemen-elemen sederhana dalam bentuk ide-ide yang muncul dari inderawi.Ide-ide ini bersatu dan berkait satu sama lain lewat asosisi-asosisi.
Psikologi baru diakui menjadi ilmu independen setelah didirikan laboratoriumpsikologo oleh Wilhem Wundt pada tahun 1897, yang kemudian sangat berpengaruh bagi perkembangan psikologi selanjutnya. Para sarjana psikologi mulai menyelidiki gejala-gejala kejiwaan secara lebih sistematis dan objektif.

3.    Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Lain

      Hubungan psikologi dengan Fisiologi
Fisiologi (ilmu tentang tubuh manusia) dapat dihubungkan dengan ilmu psikologi untuk memperoleh kejelasan tentang bagaimana sebenarnya proses tingkah laku.
  
b.      Hubungan Psikologi dengan ilmu sosiologi
Untuk dapat mengetahui pola-pola reaksi manusia, sehingga individu menjadi objek penyelidikan psikologi. Sosiologi adalah ilmu yang berpengaruh pada psikologi Sosial.
Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.

c.       Hubungan Psikologi dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Keduanya memiliki persamaan metode, yaitu metode induktif. Penyelidikan psikologi sejalan dengan metodologi riset dalam periode hipotesis dan eksperimen, dimana kebenaran diperoleh melalui proses pengajuan hipotesis yang dilanjutkan dengan pengujian melalui eksperimen-eksperimen. Hubungan Psikologi dan Ilmu Alam Pada permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen Objek penelitian psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang. Objek penelitian ilmu alam : benda mati.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu keguruan
Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak, dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan Fireworks.

Hubungan Psikologi dengan ilmu antropologi
Adapun antropologi adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya tertentu. Psikologi Sosial  mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya. Perbedaan psikologi sosial dengan sosiologi adalah fokus studinya.   Fokus perhatian studi psikologi sosial adalah perilaku Individu sedangkan sosiologi fokus pada  sistem dan struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu atau lebih memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.

4.    Metode Penyelidikan Dalam Psikologi

        a. Metode Observasi

Dalam rangka mencari data dengan menggunakan teknik observasi ini dapat direalisir dengan dua macam teknik, yaitu introspeksi dan ekstrospeksi. Berikut dikemukakan secara singkat satu demi satu dari teknik ini.

1)      Observasi dengan jalan introspeksi
Melalui introspeksi, observasi memperoleh data tentang jiwa dan kepribadian manusia dari laporan diri yang diamati. Laporan diri yang diamati itu didasarkan pada kesan-kesan dan aktivitas-aktivitas serta modus kejiwaan yang telah diamati/dialami. Dalam rangka mempelajari psikologi, introspeksi dengan sengaja dilakukan terus menerus terhadap gejala, proses dan aktivitas kejiwaannya sendiri yang kemudian kesan-kesannya dilaporkan kepada observasinya.

            Introspeksi akan lebih efektif apabila dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidang ilmu jiwa. Dengan keahliannya maka mereka mampu mempelajari proses-proses kejiwaan dalam diri sendiri karena mereka mengetahui persis apa yang perlu diamati, bagaimana mengamati serta apa yang harus mereka rekam dan sampaikan dari hasil pengamatan itu.
            Introspeksi adalah suatu prose kejiwaan yang melalui tahap-tahap aktivitas tertentu. Ketika seseorang mempelajari dari ingatan atau proses menginget pada dirinya, berarti ia melaksanakan tugas mengingat.
            Introspeksi yang diikuti dengan retrospeksi yang dilakukan secara cermat dan objektif dapat menjadi sumber pengetahuan jiwa yang baik. Lebih dari itu, hasil introspeksi yang baik dapat menjadi dasar pengetahuan yang penting, dalam rangka ektrospeksi.

2)      Observasi dengan jalan ektrospeksi
Dengan  jalan observasi yang memakai teknik ektrospeksi, orang malakukan pengamatan terhadap gejala jiwa yang nampak pada tingkah laku orang lain. Melalui ektrospeksi orang yang mempelajari dengan sengaja segala aktivitas-aktivitas serta peristiwa kejiwaan dengan mengamati secara langsung mimik,pantomimik dan perbuatan orang lain. Pengamatan dan analisis terhadap bahan-bahan psikologi yang nampak pada orang lain itu didasarkan pada hasil introspeksi dan ektrospeksi.
            Suatu kenyataan yang perlu dimengerti yaitu belum tentu peristiwa-peristiwa kejiwaan yang sama pada diri orang lain diakibatkan oleh sebab atau kondisi yang sama pula. Sebagai contoh :
            Si susi menangis, si aminah juga menangis. Peristiwa menangisnya Susi dan Aminah ternyata tidak diakibatkan oleh penyebab yang sama. Susi menangis karena sedih ditinggalkan oleh kekasihnya, sedangkan Aminah menangis karena testingnya untuk menjadi dosen di Universitas Palangkaraya lulus.
            Sebaliknya, dari kenyataan diatas dapat ditemukan suatu peristiwa dimana penyebab yang sama belum tentu memberi akibat yang sama pada tingkah laku.
            Peristiwa-peristiwa yang digambarkan di atas cukup memberikan ilustrasi, bahwa dalam menarik kesimpulan-kesimpulan terhadap objek-objek psokologi, baik melalui introspeksi maupun ektrospeksi memerlukan pertimbangan yang cukup jeli.

       b. Metode Pengumpulan
           
Metode untuk memperoleh pernyataan-pernyataan lisan yaitu berupa daftar pertanyaan-pertanyaan, wawancara, yang kemudian penerapannya dengan teknik wawancara atau interview. Sarana lain untuk memperoleh pernyataan-parnyataan tertulis adalah berupa daftar pertanyaan dan alternative  jawabannya yang kemudian disebut dengan teknik angket. Sarana lain lagi untuk memperoleh pernyataan-pernyataan tertulis adalah berupa daftar riwayat hidup dan otobiografi.

1)   Wawancara atau interview
            Teknik wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data psikologi yang dilaksanakan dengan jalan mengadakan atau bertanya jawab secara tatap muka dan lisan. Yang diperoleh melalui teknik ini adalah pernyataan-pernyataan lisan mengenai kesan-kesan umum dari peristiwa-peristiwa kejiwaan individu.
            Dalam interview ini orang yang melakukan interview disebut interviwer, sedangkan orang yang di interview disebut interviewee. Untuk memudahkan pekerjaan interviewer maka ia biasanya menyiapkan suatu daftar pertanyaan untuk wawancara.

2)  Angket
            Angket yang sering disebut kuesioner ialah teknik mempelajari objek psikologi denagn sejumlah pertanyaan beserta berbagai alternative jawaban atas tiap pertanyaan itu dalam bentuknya yang tertulis. Angket dapat diberikan kepada subjek yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila angket lansung diberikan kepada subjek, maka angket tak langsung diberikan kepaada orang lain untuk di isi oleh orang lain itu yang diharapkan dapat memberikan data tentang subjek yang diselidiki. Angket tak langsung biasanya untuk menyelidiki subjek yang belum bias membaca dan menulis atau yang masih terlalu muda seperti misalnya anak-anak.

3)      Biografi dan Otobiografi
            Peristiwa-peristiwa kejiwaan dalam diri seseorang dapat pula dipelajari melalui daftar riwayat hidup orang lain. Ada datar riwayat hidup yang terhimpun dalam buku harian dirinya sendiri yang ditulis oleh orang yang bersangkutan sendiri disebut “Otobiografi”. Ada pula riwayat hidup seseorang yang tersusun dalam sebuah buku yang ditulis oleh orang lain yang disebut “Biografi”.
            Dengan membaca otobiografi atau biografi, para ahli psikologi dapat mempelajari kehidupan kejiwaan seseorang dengan jalan membandingkan peristiwa-peristiwa empiris yang merupakan bahan-bahan psikologi tanpa berhadapn dengan orang-orang itu sendiri. Secara bersama-sama bahan-bahan psikologi dapat dikumpulkan sebanyak mungkain dalam waktu singkat.

        c. Metode Eksperimentasi

Metode eksperimen merupakan metode mempelajari objek-objek psikologi dengan jalan menimbulkan dengan sengaja peristiwa dan aktifitas kejiwaan pada makhluk tertentu. Melalui eksperimentasi, para ahli psikologi dapat memperoleh penjelasan tentang jiwa manusia secara terinci dan objektif. Mengenai eksperimentasi ini dapat kita kenal dua macam teknik, yakni eksperimen dan tes.

1)  Eksperimen
            Suatu eksperimen adalah suatu pengarahan yang dimungkinkan dengan sengaja, pengamatan dalam keadaan khusus dimana peristiwa yang akan dipelajari disederhanakan sedemikian rupa sehingga subjek yang menyelidiki dapat mengontrol atau menguasai situasinya. Metode ini timbul karena observasi secara natural mempunyai kelemahan tertentu dimana bila seorang ingin menyelidiki suatu gejala harus menanti dengan sabar sampai gejala itu timbul atau terjadi dengan sendirinya.
Dalam pelaksanaan eksperimen, kesimpulan yang diambil dari eksperimen ini harus memperhatikan syarat-syarat tertentu agar kesimpulan yang diambil tidak keliru, diantaranya harus ada dua kelompok yaitu kelompok pengontrol dan kelompok yang dicoba.
Membandingkan gejala yang terjadi antara kelompok pengontrol yang berada pada situasi yang wajar dengan gejala yang terjadi pada kelompok yang dicoba merupakan tugas utama bagi eksperimen. 
            Eksperimen psikologi biasanya dilaksanakan di tempat tertentu, misalnya di ruang laboratorium. Laboratorium ini di siapkan sedemikian rupa sehingga eksperimen berjalan dengan  baik tanpa gangguan-gangguan yang merusak kemurnian pengaruh manipulasi pada subjek yang diteliti.

2)      Test
Mempelajari psikologi dapat dilakukan dengan jalan mengadakan tes. Tes adalah suatu teknik pengukuran tingkah laku dengan menggunakan alat ukur, baik berupa daftar pertanyaan tes maupun sejumlah alat dan bahan manipulasi.
Mengenai tes psikologi ini dapat dibedakan atas:
Ø  Tes kejiwaan (“psycho test”) yaitu tes untuk menggali informasi tentang keadaan dan kapasitas jiwa manusia melalui kegiatan Tanya jawab lisan dan tatap muka antara pemberi tes (tester) dan penerima tes (testee). Tes kejiwaan semacam ini sering dibarengi dengan tes bakat (“amtitude test”), tes minat (“atitude test”) dan tes intelegensi.
Ø  Tes percobaan ; yaitu tes untuk mempelajari reaksi-reaksi tingkah laku terhadap suatu stimuli, misalnya tes percobaan terhadap anak kecil yang dihadapkan dengan seekor tikus didalam ruangan tertentu untuk mempelajari rasa takut atau reaksi tingkah laku si anak. Karena tes percobaan semacam ini menggunakan manipulasi terhadap subjek penelitian maka orang sering menyebutkannya sebagai eksperimen.


 5. Kegunaan Mempelajari Psikologi diantaranya:

1.                   Untuk memperoleh pemahaman  gejala- gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada  umumnya dan anak-anak khususnya. 
2.                  Untuk mengetahui perbuatan- perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa  sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia. 
3.                  Untuk mengetahui cara penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
4.                  Untuk mengetahui perilaku manusia sebagai upaya menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang lain, sehingga memudahkan memahami mengapa  mereka berpikir, berperasaan dan berbuat menurut cara mereka sendiri. 
5.                  Dalam rangka mengatasi permasalahan social, psikologi dapat mengurai pangkal masalah, setidaknya mengurangi problem sosial. 
6.                  Kita bisa peka terhadap perasaan orang lain. 
7.                  Mampu mencapai kualitas hidup yang lebih baik. 
8.                  Mampu memaksimalkan potensi diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang tepat. 
9.                  Hidup menjadi lebih sehat. Karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa tentunya tidak terpisahkan dari jasmani. Dengan bantuan cara berfikir positif maka dapat menjadikan kita lebih sehat. 
10.              Dapat memperkaya gaya kepemimpinan. Tentunya dengan banyak teori yang ada dapat kita terapkan sebagai salah satu cara memimpin yang sesuai dengan situasi yang ada


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kode Etik Konseling

Konseling Pendidikan

strategi pengambilan keputusan dalam layanan konseling