Konseling Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dari berbagai literatur profesional di Amerika Serikat tentang
refinisi bimbingan dan konseling dapat ditemukan adanya berbagai sudut pandang
para ahli didalam memaknai konsep dasar bimbingan dan konseling. didalam
loiteratur profesional di Indonesia juga tidak jauh berbeda, karena berbagai
definisi bimbingan dan konseling yang terdapat disitu bersumber dari literatur
definisi bimbingan dan konseling yang terdapat di situs bersumber dari
literatur Amerika Serikat. Salah satu definisi bimbingan yang banyak terdapat
didalam literatur profesional di Indonesia adalah pandangan Shertzrr dan Stone
( 1981 ) yang merumuskan bimbingan sebagai suatu proses membantu orang
perorangan untuk memahami dirinya dan lingkungan hidup nya.
Pelayanan bimbingan secara profesional di Indonesia sampai saat ini
lebih difokuskan pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah. Hampir
semua tenaga bimbingan profesional yang telah mendapatkan pendidikan formal di
bidang bimbingan dan konseling, bertugas di SMP atau sederajat, SMA atau
sederajat dan perguruan tinggi. Oleh karena nya, kegiatan-kegiatan bimbingan
yang diwujudkan dalam suatu program bimbingan yang teroganisir dan terencana
sampai saat ini memang paling berkembang di SMP dan SMA.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian konseling pendidikan ?
2.
Apa saja fungsi dari konseling pendidikan ?
3.
Bagaimanakah tujuan dari konseling pendidikan ?
4.
Asas-asas apa saja yang ada didalam konseling pendidikan ?
5.
Prinsip-prinsip apa saja yang dianut dalam konseling
pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian konseling pendidikan
1.
Pengertian konseling
Konseling adalah secara etimologis, istilah konseling berasal dari
bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai
dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa ango-saxon, istilah
konseling berasal dari sellan yang berarti menyerakan atau menyampaikan.
Konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatapan
muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang
tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional yaitu orang yang telah terlatih dqan
berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap
berbagai jenis kesulitan pribadi.(
Maclen, dalam sherzer & stone, 1974).
Suatu proses dimana konselor membantu konseling membuat
interpretasi- interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan,
rencana, atau penyesuaian yang perlu dibuatnya.(Smith, dalam sherzer&
stone, 1974).
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap
waktu.(division of conseling psycology).
2.
Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.
3.
Pengertian konseling pendidikan
Adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara
seorang siswa yang bermasalah dan tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang
guru yang menjadi konselor disekolah agar tercapainya perkembangan optimal
seorang siswa dan kemandirian dalam menyelesaikan masalahnya.
B.
Fungsi konseling pendidikan
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkunganya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
2.
Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya
konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami konseling
3.
Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konbseling
yang sifatnya yang lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainya.
4.
Fungsi penyembuhan yaitu fungsi bimbingan konseling yang
bersifat koratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karier.
5.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler jurusan atau program
study, dan memantapkan pengeasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainya.
6.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan, kepala sekolah atau madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseling.
7.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
dalam membantu konserli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
danlingkunganya secara dinamis dan konstruktif.
8.
Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekelirian dalam berfikir, berperasaan,
dan bertindalk (berkehendak).
9.
Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
10.
Funsi pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya
C.
Tujuan konseling pendiikan
1.
Merencanakan kegiatan penyelesaian study, perkembangan
karier serta kehidupanya dimasa akan datang.
2.
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin
3.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya
4.
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam study,
penyesuaian dengan lingkungan sekolah, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
D.
Asas-asas konseling pendidikan
1.
Asas kerahasiaan
Merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling. jika asas
ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan
mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama penerima bimbingan klien
sehingga mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan
sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan
dengan baik, akan hilang kepercayaan klien, sehingga akibatnya pelayanan
bimbingan tidak dapat tempat klien dan para calon klien mereka takut untuk
meminta bantuan, sebab kawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan
gunjingan.
2.
Asas kesukarelaan
Merupakan proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas
dasar kesukarelaan, baik dari pihak
seterbimbing atau klien maupun dari pihak konselor.
3.
Asas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana
keterbukaan, baik keterbukaan dari konselor maupun keterbukaan dari klien.
4.
Asas kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang
sedang dirasakan bukan masalah yang lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin
akan dialami dimasa yang akan datang. Apabila ada hal-hal yang tertentu yang menyangkut
masa ;lampau atau masa yang akan datang yang perlu dibahas dalam upaya
bimbingan yang sedang diselenggarakan itu, pembahasan tersebut hanyalah
merupakan latar belakang atau latar depan dari masalah yang duhadapi sekarang,
sehingga masalah yang diialami terselesaikan.
5.
Asas kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si
terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada konselor. Kemandirian
sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal
itu didasari baik oleh konselor maupun klien.
6.
Asas kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang
berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan
bimbingan dan konsrling. Hasil usaha bimbingan dan konseling tidak akan
tercapai dengan sendirinya melainkan harus dengan kerja giat dari klien
sendiri. Konselor hendak membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau
melaksanakan kegiatan yang diperlukan daklam penyelesaiian masalah yang menjadi
masalah pokok pembicaraan dalam konseling.
7.
Asas kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadi
perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih
baik. Asas kedinamisan mengacu pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada
dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasilnya.
8.
Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek
kepribadian klien. Disamping keterpaduan dalam diri klien juga harus
diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. Untuk
terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas
tentang perkembangan klien dan aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber
yang dapat diaktifkan dalam menangani masalah klien.
9.
Asas kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, adat, hukum, ilmu,
maupun kebiasaan sehari-hari. Kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun
proses penyelenggaran bimbingan dan konseling. seluh isi layanan harus sesuai
dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur, teknik dan peralatan yang
dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan.
10.
Asas keahlian
Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara
teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik, dan alat yang
memadai. Untuk itu para konselor harus mendapat latihan secukupnya, sehingga
dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Asas
keahlian selain mengacu pada kualifikasi pada konselor juga pada pengalaman.
Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadukan. Oleh karena itu,
seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling
secara baik.
11.
Asas alih tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling asas alih tangan
jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuanya untuk membantu membantu
individu, namun individu yang bersangkutran belum dapat terbantu sebagai mana
yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas
atau badan yang lebih ahli.
12.
Asas tut wuri handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruan konselor dan klien. Lebih-lebih dilingkungan
sekolah, asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
merasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada konselor
saja, namun diluatr hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaanya
pelayanan bimbingfan dan konseling itu.
E.
Prinsip-prinsip konseling pendidikan
Prinsip adalah kaidah atau ketentuan-ketentuan konselor dalam
meberikan pelayanan konseling kepada konseli. Prayitno dkk, (1997) menyatakan
bahwa prinsip-prinsip pelayan bimbingan dan konseling mencakup 4 kelompok yaitu:
-
prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan,
-
prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan konseling,
-
prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan, dan
-
prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
layanan.
Berikut penjelasannya:
1.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
a. Bimbingan dan konseling melayani
semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku agama dan status
social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan
denga pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling
memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual
yagn menjadi orientasi pokok pelayanan.
2.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan
konseling
a. Bimbingan dan konseling berurusan
dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap
penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak
sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan
fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan
merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.
a. Bimbingan dan konseling merupakan
bagian dari integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh
karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan
dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling
harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi
lembaga program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidik yang terendah sampai tertinggi.
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling perlu diarahkan yang teratur dan terarah.
4.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan pelayanan:
a. Bimbingan dan konseling harus
diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri
sendiri dalam menghadapi permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling
keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas
kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari
pembimbing atau pihak lain
c. Permasalahan individu harus ditangani
oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
d. Kerjasama antara guru pembimbing,
guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan
e. Pengembangan program pelayanan
bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil
pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konseling adalah secara etimologis, istilah konseling berasal
dari bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan atau bersama yang
dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa ango-saxon,
istilah konseling berasal dari sellan yang berarti menyerakan atau
menyampaikan.
Pengertian konseling pendidikan adalah suatu proses yang terjadi
dalam hubungan tatap muka antara seorang siswa yang bermasalah dan tidak dapat
diatasinya sendiri dengan seorang guru yang menjadi konselor disekolah agar
tercapainya perkembangan optimal seorang siswa dan kemandirian dalam
menyelesaikan masalahnya
B.
Saran
Pembuatan makalah ini tentunya terdapat
banyak kekuarangan , penulis harap agar pembaca memberikan masukan yang
tentunya dapat membangun agar dapat lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
Juntika Nurihsan, Achmad. 2010. Bimbingan dan konseling :
dalam berlatar kehidupan.Bandung : PT. Rafika Aditama.
Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling
:dalam
Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Kharisma Putra Utama.
Hikmawati, Fenti. 2012. Bimbingan dan Konseling : Edisi
Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hartono dan Soedarmadji. 2012. Bimbingan Konseling : Edisi
Revisi Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Winkel dan Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling : di Institusi
Pendidikan.Yogyakarta : Media Abadi.Silabus. Org/pengertian-pendidkan/arip/
Komentar
Posting Komentar